Judul : Menulis Buku Mayor dalam dua minggu
Resume
ke : 7
Gelombang : 23
Narasumber : Prof. Richardus Eko Indrajit
Judul : Menulis Buku Mayor dalam dua minggu
Resume
ke : 7
Gelombang : 23
Narasumber : Prof. Richardus Eko Indrajit
Sekian waktu menepi dari hiruk pikuk aktivitas organisasi. Sesungguhnya tidak benar-benar mati, walau seperti mati suri. Pandemi, kekosongan organisasi dan pola kehidupan sekolah yang berubah turut mempengaruhi.
Kini regulasi[1] berganti, sekolah sudah diizinkan belajar 100% terbatas termasuk sekolah kami. Geliat aktivitas juga bervariasi dimulai dari proses belajar mengajar untuk transfer ilmu dan juga pembentukan karakter serta pengembangan minat dan bakat peserta didik baik formal di kelas dan luar kelas. Salah satu organisasi resmi di sekolah adalah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).
OSIS adalah Pusat Kegiatan Pembinaan Kesiswaan disekolah untuk pengembangan minat, bakat serta potensi Siswa. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 masing-masing kata memiliki arti:
Judul : Menulis Buku dari Karya Ilmiah
Resume
ke : 6
Gelombang : 23
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Alhamdulillah akhirnya sampai di pertemuan 6, genap 2 pekan ikut di Kelas Menulis bersama PGRI.
Pelatihan yang memiliki target tak mudah, bagi kami yang baru belajar menulis sekaligus mengexplore blog. Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, di keramaian content visual yang menggairahkan. Tapi belajar tak kenal henti, terus berjalan walau kadang tertatih. Sedikit memaksa diri untuk konsisten memperbaiki diri, menjadi tauladan bagi anak didik agar mencintai LITERASI.
Malam ini kami di temani Ibu Raliyanti sebagai moderator kami akan belajar tentang "Menulis Buku dari Karya Ilmiah" bersama Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Seorang Guru di SMP Negeri 8 Semarang dengan seabrek-abrek aktivitas, prestasi dan karya. Baca deh profil beliau berikut.
Saya pernah baca "Kerendahan hati adalah tanda pengetahuan sejati." dan inilah kesan pertama saya dengan beliau. Mengawali Pelatihan Bu Noralia bilang "saya bukan mengisi materi namun hanya sebatas berbagi pengalaman tentang bagaimana cara menulis buku dari karya ilmiah".
Kami di ajak untuk flashback pengalaman pribadi baik dalam menempuh pendidikan formal maupun setelah menjadi Guru. Benar sekali yang beliau sampaikan, Saya juga salah satu di antaranya.
Pernah buat skripsi
Pernah Buat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sering buat laporan formal
Tapi semua hanya sekedar "tugas" dan "kewajiban".
Skripsi; merumuskan masalah, cari solusi, implementasi, sidang, simpan di Perpustakaan, SELESAI
PTK observasi, tindakan, Seminar, simpan di Perpustakaan, SELESAI
Padahal....saat sedang berjuang menuangkan semua ide ke dalam tulisan tersebut banyak cerita bergulir, cucuran keringat bahkan air mata tak jarang mewarnai. Keinginan untuk istirahat dan menyerah sering kali datang silih berganti. Haruskah perjuangan itu berakhir di antara rak-rak buku Perputakaan, di lihat dan di baca segelintir orang. Kenapa tak di publikasikan pada masyarakat? dalam bentuk BUKU salah satunya.
Manfaat menulis Karya Ilmiah menjadi BUKU
Dapat dibaca lebih banyak orang karena buku tersebar tidak hanya di perpustakaan.
Dapat di perjualbelikan, tentu saja akan ada keuntungan material yang kita dapatkan.
Bagi ASN (Aparatur Sipil Negara) menulis karya ilmiah akan menambah angka kredit dari Laporan PTK itu sendiri dan jika di tulis menajdi Buku maka akan mendapat angka kredit lagi dari Publikasi Ilmiah.
Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang.
Bagaimana cara mengkonversi Karya Ilmiah menjadi BUKU?
Setelah uraian materi di atas, kita lanjut tanya jawab:
Rismaya dari Pangkalpinang, gelombang 23.
Menurut Bu Noralia, bagaimana dgn anggapan menulis buku karya ilmiah tdk menarik dan mgkin tdk terlalu banyak peminatnya bila dibandingkan dgn menulis buku2 cerita seperti novel atau buku biografi? Otomatis dari segi keuntungan atau popularitas, penulis buku ilmiah tdk terlalu banyak mendapatkannya.
π¬Tiap genre buku baik itu fiksi atau non fiksi, pasti memiliki para pembacanya tersendiri bu.. Buku-buku fiksipun banyak jenisnya, ada novel, kumpulan cerpen, puisi, dll yang biasanya dibaca saat kita ingin relax, memperkuat daya imajinasi, meningkatkan motivasi, atau hanya sekedar hiburan semata. Buku non fiksi pun juga sama, pasti tetap ada pembacanya. Contohnya saja jika kita ingin mengajar, tidak lepas dari bahan bacaan buku non fiksi. Ketika kita ingin membuat PTK misalnya, pasti mencari buku non fiksi. Saya yakin, apapun jenis bukunya, setiap buku pasti akan menemui takdir pembacanya meskipun berbeda jumlah pembacanya. Yang terpenting niat awal kita menulis adalah untuk berbagi, berbagi ilmu, berbagi pengalaman, berbagi pengetahuan. Jikalau buku tersebut ternyata banyak peminat dan dibeli banyak orang, itu berarti bonus tersendiri bagi kita
Widuri Permata AR, S. Pd-Lombok Barat
(1) Apa kesulitan terbesar dalam menulis buku dari KTI? Bagaimana mengatasinya
π¬Kesulitan terbesar yang saya rasakan dan mungkin ini juga dirasakan oleh yang lain adalah manajemen waktu bu, hehe.. Karena sebagai seorang guru apalagi suami/istri, ada tanggung jawab lain yang harus kita selesaikan. Terkadang saya sudah membuat time schedule, namun itupun saya langgar sendiri π . Semoga tidak ditiru ya.. π€£π€£. .
Intinya, konsekuen dan konsisten adalah kunci utama penulisan buku ini bisa selesai tepat pada waktunya. Terkadang keras pada diri sendiri itu perlu jika memang ingin berjaya
(2) Siapa yang paling mendukung dan memotivasi ibu dalam menulis.
π¬Ketika pertama kali menulis buku, tentunya om jay adalah penyemangat saya untuk menulis. Awal mula hanya ingin menulis di BLOG saja, namun ketika prof Eko hadir dan memberikan tantangan menulis buku di penerbit mayor, saya beranikan diri untuk mengikuti tantangan tersebut. Dan disinilah peran keluarga (suami + anak) sangat besar dan membantu saya. Karena jujur, tantangan tersebut membagi jadwal saya untuk keluarga. Tetapi suami terus memberikan support sehingga hasilnya juga berakhir memuaskan π.
Jadi, banyak yang mendukung dan memotivasi saya untuk menulis buku hingga sekarang ini. Namun, orang terdekat tetap jadi supporter utama saya
Akhirnya selesai agenda kita malam ini, ilmu yang luar biasa. Terimakasih untuk Narasumber dan semoga kami bisa mengikuti jejaknya.
Judul : Menikmati tangga karir menulis untuk mengukir berprestasi
Gelombang : 23
Tanggal : 26 Januari 2022
Tema : Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi
Narasumber : Aam Nurhasanah, S.Pd
Malam ini pertemuan ke-5 di kelas menulis PGRI dengan moderator Bapak Dail Ma'ruf.
Kompetensi Dasar:
3.10 Mendiskusi-kan proses pembuatan video pendek
4.10 Membuat alur proses video pendek (video profile, fiture dan video pendek lainnya)
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10.1 Menguraikan proses pembuatan video pendek.
3.1.2 Merancang skenario video pendek.
4.10.1 Menunjukkan alur proses pembuatan video pendek
4.10.2 Menunjukkan alur proses pembuatan video pendek lainnya.
Materi:
1.
Tahapan Pra Produksi
a.
Scripting:
Merupakan ide awwal yang digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan video/film/iklan.
Daalam tahap ini dilakukan penulisan naskah/skkenario.
b.
Planning:
Merupakan tahapan perencanaan. Hal ini meliputi
perencanaan pengambilan gambar, setting tempat, mencari atau meng-cassting
calon tokoh/pemeran, m engurus perizinan, menentukan staf dan kruu produksi,
merencanakan prooperti apa saja yang akan digunakan, anggaaran biaya, dan
hal-hal lain yaang patut untuk direncanakan.
c.
Development of Concept:
Dalam tahap ini masing-masing kru sebisa
mungkkin untuk mengembangkan ide yang telah di dapat dalam pembuaatan script
sebagai konsep daalam pembuatan
video/film/iklan tersebut.
2. Tahapan pra produkksi juga melakukan hal – hal berikut ini:
a. Interpretasi
Skenario, analisa naskah yang menyangkut isi cerita, struktur dramatik,
penyajian informasi, dan semua hal yang berhuubungan dengan estetika dan tujuan
artistik film.
b.
Pemilihan
Kru, pemilihan dan penentuan kru yang akan terlibat di dalam proses produksi.
c. Casting,
penentukan dan pemilihan para pemain utama dan pendukung yang dibantu oleh
Asisten Sutradara dan Casting Director.
d. Latihan,
penyammaan persepsi karakter tokoh antara sutraadara dan para pemain,
pembaccaan skenario pada bagian dialog dan action, sutradara melakukan latihan
pemeranan dengan pemain utama, serta melakukan evaluasi terhadap hasil latihan
pemeranan.
e. Hunting,
peninjaauan dan penentuan lokasi yang akan digunakan untuk shooting.
f. Perencanaan
shhot dan blocking/planning coverage dan stagging, perumusan dan menyusunaan
director shot pada setiap scene, pemmbuatan ilustrasi staging pemain dan
peletakan kamera, serta pembuatan storryboard.
g.
Praproduksi
Finaal, diskusi/evaluasi bersama-sama dengan crew dan pemain utama untuk
persiapan shooting.
3. Tahapan Produksi
a.
Shooting =>> pengambilan gambar
b.
Acting=> masing-masing tokoh memerankan bagiannyaa sesuai dengan naskah
yangg telah dibuat.
c.
Creating Animation=> hal ini bisa dibuat jika ingin menambahkan
sentuhan annimasi dalam video/film/iklan kita nanti.
d.
Record Sound => pada proses ini kegiatan yang dilakukan adalah merekam suuara
dari tokoh/pemeran dalam vodeo/film/iklan yang dibuat.
e.
Create Text/Graphic => hal ini bisa dibuat jika ingin
menambahkan tulisan atau gambar dalam video/film/iklan yang dibuat.
4. Tahapan produksi juga melakukan hal – hal berikut ini:
a.
Berdasarkan
breakdoown shooting, sutradara menjelaskan adegannya kepada Astradara (Asiisten
Sutradara) dan Kru utama lainnya tentaang urutan shot yang akan diambiil (take).
b.
Mengkoordinasikan
kepada Astrada untuk melakukan latihann blocking pemain yang disesuaikkan
dengan blocking kamera
c.
Sutradara
memberikann pengarahan terhadap pemain apabila diraasa kurang dalam akting
d.
Sutradara
mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam hal kreatif apabila ada
persoalan di lapangan.
e.
Melihat
hasil shooting.
5. Tahapan Pasca Prooduksi
a.
Compositing yaitu menggabungkan semua elemen ke dalam satu media
b.
Menambahkan
efeek khusus
c.
Mengimport
materri sumber
d. Assamble/edit, menyunting materi sesuai dengan naskah yanng
ada.
e.
Menghasilkan
outpput, reproduksi dan distribusi
6. Tahap pasca produksi jugga melakukan hal – hal berikut ini:
a.
Bila ada
catatan khusus dari laboratorium (untuk produksi film) atau Editor, Sutradara
melihat dan mengevaluasi hasil shooting/materi editing.
b.
Melihat
dan mendiskussikan dengan Editor hasil rought
cut dan fine cut.
c.
Melakukan
evaluasi taahap akhir dan diskusi dengan penata mussik tentang ilustrasi musik
yang tellah dikonsepkan terlebih dulu pada saat prapproduksi.
d.
Melakukan
evaluasi dan diskusi jalannya mixing berdasarkan konnsep suara yang telah
ditentukan pada saat praproduksi.
e. Berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat prraproduksi, Sutradara melakukann koreksi warna di laboratorium/studioo, setelah berdiskusi dengan Produser dan Penata Fotografi.
Judul : Mengintip Trik Menulis Resume Cepat di BlogResume ke : 1
Gelombang : 23
Tanggal : 24 Januari 2022
Tema : How To Be the F1
Narasumber : Maesaroh, M.Pd